Jumat, 29 Mei 2020

skil yg harus dikuasai di era revolusi industri 4.0


    Berbicara tentang revolusi industri tentu tidak lepas dari sebuah perkembangan revolusioner dan inovasi kreatif berkelanjutan yang dilakukan oleh negara – negara maju.  Apa itu sebenarnya revolusi industri?  Menurut KBBI “revolusi” adalah perubahan ketatanegaraan yang dilakukan dengan kekerasaan, perubahan tersebut mengubah keadaan dalam berbagai bidang ekonomi, mental, pendidikan, politik, agama, teknologi, industri, dsb yang bisa dilakukan dengan beradap atau dengan kekerasan. Revolusi juga bisa dimaksud peredaran bumi dan planet – planet lain dalam menegelilingi matahari. Sedangkan “industri” adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin. Jadi kesimpulannya revolusi industri adalah sebuah perubahan atau inovasi dinamis yang berkelanjutan berkaitan dengan pemrosesan atau pengolahan barang dengan menggunakan peralatan seperti mesin dan teknologi digitalisasi. Revolusi industri adalah inovasi yang telah mengubah berbagai lini kehidupan dan kebiasaan masyarakat sehingga menjadi masyarakat yang dinamis dan modern. 

    Revolusi industri telah mengalami beberapa tahap mulai dari tahap awal penemuan mesin uap, pengolahan dan produksi besi dan baja sampai kepada internet dan digitalisasi. Untuk itu mari kita kupas perjalanan dinamis revolusi industri dari awal hingga saat ini.

1.   Revolusi Industri 1.0
    Revolusi industri 1.0 Terjadi selama kurang lebih 100 tahun tercatat dari tahun 1800 – 1900 atau pertama kali dimulai pada abad ke -18 dan terjadi pertama kali di Inggris karena kondisi Inggris pada masa itu terbilang cukup stabil. Sebelum terjadinya revolusi industri Inggris merupakan negara yang masyrakatnya berprofesi sebagai petani dengan penghasilan yang sangat minim, setelah ditemukannya mesin uap yang dapat memproduksi tekstil atau dijadikan sebagai mesin tenun pertama, maka masyarakat mulai mengubah cara pandang dari pekerja agraris menjadi pekerja industri. Selain mesin uap, ditemukan juga mesin pembuat alat transportasi setelah ditemukannya mesin pembuat besi dan baja, dimana mesin pembuat besi dan baja inilah yang sangat berpengaruh dalam memproduksi mesin kapal dan alat transportasi.  
 
2.    Revolusi Industri 2.0
    Ini merupakan pengembangan dan kelanjutan dari 1.0 yang dikenal dengan revolusi teknologi. Dimana teknologi berkembang secara fundamental dan radikal berbasis ilmu pengetahuan yang terjadi tidak hanya di Inggris tetapi mulai meluas keseluruh penjuru dunia dimulai dari Jerman, Amerika, Prancis dan Jepang. Revolusi ini berkembanng pada tahun 1900 – 1960 an bercirikan dengan ditemukannya mekanisasi dan produksi massal dengan menggunakan jalur perakitan yang lebih efektif dan efisien, serta adanya standarisasi mutu dan kualitas (Kusnandar).
Beberapa inovasi dan kemajuan pada revolusi industri 2.0 adalah :
a) Pengembangan sumber daya energi seperti minyak bumi dan batu bara sebagai bahan bakar baru.
b) Periode awal teknologi listrik yaitu penemuan arus listrik AC & DC yang bisa difungsikan untuk pembuatan motor listrik (elektrikiasi)
c) Inovasi baru produksi besi dan baja dalam skala besar
d) Produksi massal mobil dan pesawat sebagai alat transportasi
e) Meluasnya pemakaian mesin industri untuk manufaktur
f) Meluasnya penggunaan telegraf yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi jarak jauh
g) Penggunaan teknologi listrik yang diterapkan dalam kedalam teknologi tansportasi dan telekomunikasi merupakan lompatan besar bagi perkembangan disektor industri.

3. Revolusi Industri 3.0
Tahap ini berkembanglah sistem otomatisasi dan komputeriasi berbasis robot, sehingga tenaga manusia digantikan dengan komputer atau disebut dengan komputerisasi.  
Beberapa inovasi pada masa ini adalah :
a) Teknologi komputer
b) Akses internet
c) Smartphone
d) Inovasi sistem perangkat lunak
e) Pengembangan sumber energi baru.

4.   Revolusi Industri 4.0
     Kini tiba masanya kita memasuki revolusi industri yang saat ini berkembang di era kita dan sedang digalakkan dinegara – negara maju seperti jerman, amerika, cina, dsb. Prof Klaus Schwab, pendiri dan sekaligus ketua Ekslusif World Economic Forum ( WEF ) memperkenalkan konsep revolusi industri 4.0 dalam bukunya yang berjudul “ The Fourth Industrial Revolution”, beliau menjelaskan Revolusi Industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi  baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua displin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang – bidang yang mengalami terobosan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya adalah :
1) Robot kecerdasan buatan ( artificial intelligence )
2) Teknologi nano
3) Bioteknologi
4) Teknologi komputer kuantum
5) Blockchain
6) Teknologi berbasis internet
7) Printer 3D (Rosyadi)

    Era revolusi industri 4.0 telah didepan mata, mungkin 10, 20 atau 30 tahun lagi Indonesia akan memasuki era ini dengan skala besar – besaran. Maka kita sebagai generasi muda harus siap dengan tantangan ini. Namun sayangnya hanya 32,5 % saja pelajar yang memahami istilah revolusi industri serta tantangan yang harus dilakukan karena minimnya kesadaran mereka dalam dunia literasi dan edukasi (Natasuwarna, 2019).  Kita telah mendapatkan banyak dampak dari hasil revolusi industri ini dari tahun ketahun, seperti pola komsumsi masyarakat terhadap komputer dan ponsel yang sekarang telah berkembang menjadi smartphone yang membuat pola hidup kita pun berubah drastis. Kita memiliki peluang yang besar untuk melakukan apapun tetapi juga memiliki dampak buruk yang besar pula karena pengaruhnya. Dimana kita bisa mendapatkan informasi dan situs pendidikan yang tidak terbatas sehingga kita bisa terus meningkatkan mental diri dan skill secara continue. Tetapi realita yang terjadi banyaknya konten – konten yang lebih buruk daripada yang lebih mengedukasi, berkembangnya instagram dan youtube membuat masyarakat indonesia semakin jauh dari buku dan membaca, berganti dengan pola hidup menonton dan mendengarkan audio visual. Sebenarnya sah – sah saja, tetapi mirisnya konten video prank, porno, sara, hoax, dan konten buruk lainnya meraja lela mengalahkan konten yang membentuk karakter mental dan jati diri bangsa. Sudahlah kita negara berkembang dan jauh tertinggal dari negara maju lainnya dari segala lini kehidupan, ditambah lagi tergerusnya mental dan karakter bangsa. 

    Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak yang besar dalam lini ketenagakerjaan, tenaga kerja manusia dalam mengendalikan mesin produksi akan digantikan oleh robot kecerdasan buatan yang terkoneksi big data dan internet, dimana hal ini akan memberikan dampak yang buruk bagi tenaga kerja yang tidak memiliki kompeten dibidang IT. Dampak pengangguran akan terus merajalela, data pengangguran di Indonesia pada tahun 2017 memperlihatkan sebesar 7,01 juta jiwa atau sekitar 5,33 % dari total usia produktif yang berjumlah 131,55 juta jiwa (Natasuwarna, 2019). Dampak lain misalnya hilangnya pekerjaan ojek dan taksi konvensional, pasar tradisional kemungkinan akan segera tutup berganti menjadi e-commerce, sekolah smk harus mulai berganti dari mempelajari desain grafis dan sistem aplikasi menjadi sistem coding, serta semua tenaga kerja harus memiliki minimal skil technology basically.

    Dengan pesatnya perkembangan IoT ( internet of thing, AI ( artificial intellegence ), dan robot, membuat beberapa profesi diprediksi akan hilang dimasa depan. Sekitar 800 juta pekerjan akan diambil alih oleh teknologi. Berikut menurut zilium.com :
1. Kasir
2. Teller bank
3. Pekerja konstruksi
4. Analis finansial
5. Manajer inventaris
6. Petani dan peternak
7. Supir taksi
8. Pekerja manufaktur
9. Jurnalis
10. Aktor

Melihat kondisi ini kita dituntut memiliki skil dan kecerdasan tertentu bila tidak mampu menguasai pelajaran sistem program aplikasi atau coding. Menurut situs WEF ( World Economic Forum ) ada 10 skil yang harus dikusai oleh generasi muda 4.0 bila tidak memiliki kecerdasan dalam hal computer programming karena 10 skil menurut WEF tidak dimiliki oleh robot. Diantaranya skil itu adalah :
1. Complex problem solving
2. Critical thinking
3. Creativity
4. People management
5. Coordinating with others
6. Emotional intellegence
7. Judgement and desicion making
8. Service orientation
9. Negotiation
10. Cognitive flexiblity

Semntara yang menjadi top 5 hard skill yang dibutuhkan perusahaan saat ini menurut wef adalah :
1. Cloud computing
2. Artificial intellegence
3. Analytical reasoning
4. People management
5. UX design

    Menurut situs Indonesia.go.id, Saat ini keahlian yang paling dicari dipasar dunia kerja yang tidak dapat digantikan oleh robot adalah berfikir kritis dan kemampuan mengelola kerjasma sosial. Orang yang mampu memahami dan mengelola semangat atau emosi yang meningkatkan kerjasama tim menjadi orang yang sangat dicari. Orang yang memiliki kemampuan semacam ini akan mudah beradaptasi dalam pasar dunia kerja.


Writed by Andika Saputra

Bibliography
Kusnandar, A. (n.d.). revolusi industri 1.0 hingga 2.0. TUGAS 1-88675543, 3.

Natasuwarna, A. P. (2019). tantangan menghadapi era ervolusi 4.0 big data dan data mining. pengabdian masyarakat, 23.

Rosyadi, D. S. (n.d.). Revolusi industri 4.0 peluang dan tantangan bagi alumni unsibersitas terbuka. Universitas Jendral Sudirman, 1.


Minggu, 24 Mei 2020

Muslim dalam menyikapi pandemi covid 19

    Sahabat semua, dalam beberapa bulan terakhir ini dunia dilanda bencana yang cukup besar yang mengakibatkan kematian dengan jumlah yang sangat banyak. Manusia diserang oleh virus yang belum diketahui dengan benar darimana asal virus ini atau melalui apa virus ini ditularkan. Yang pasti virus ini pertama kali ditemukan dikota Wuhan, provinsi Hubei ,China. Dilansir dari salawaku.com, kematian pertama yang diakibatkan oleh virus ini terjadi pada tanggal 9 januari 2020 dengan jumlah kematian sebanyak 214 yang telah terkonfirmasi. Kemudian penularan pertama yang terjadi diluar China adalah di Vietnam dari seorang ayah ke putranya. Sedangkan, di Indonesia pertama kali terjadi melalui Interaksi seorang Ibu dan anak kepada orang jepang. Pemerintah China kemudian menginformasikan tentang kemunculan virus yang ganas ini ke WHO ( World Health Organization ). Pada tanngal 8 januari 2020, patogen ini diidentifikasi dengan nama Novel Coronavirus 2019( nCoV-2019 ). Pada tanggal 12 februari 2020 ICTV ( International Commitee on Taxonomy of Virusses ) mendeklarasikan bahwa nCoV-2019 menjadi nama savere acute raspatory syndrome coronavirus 2 ( SARS-CoV-2 ) dan pada hari yang sama WHO mendeklarasikan SARS-CoV-2 menjadi Corona Virus Dease 2019 ( COVID – 19 ).

    Masih dengan salawaku.com, bercermin dari tahun – tahun terdahulu bahwa wabah penyakit menular seperti virus telah berulang ulang terjadi di berbagai tempat di dunia. Diantaranya adalah wabah Marseille pada tahun 1720, di Prancis dan telah membunuh sekiatar 100.000 orang dalam kota tersebut dan sekitarnya. Pandemi kolera ( 1820 ) atau dikenal dengan kolera asiatik pertama kali muncul di kota Calcutta kemudian menyebar keseluruh Asia tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga pantai Meditterania. Ratusan ribu orang tewas akibat pandemi ini. Virus ini menyebar hampir keseluruh negara – negara Asia termasuk indonesia. Wabah ini muncul ketika beberapa orang minum air yang telah terkontaminasi bakteri disungai gangga, di India. Total kematian akibat wabah ini tidak dapat dipastikan dengan jelas jumlahnya. Namun perkiraan jumlah kematian di Thailand sekitar 30.000 orang. Sementara itu di Indonesia kota semarang dengan jumlah kematian mencapai 1.225 orang. Kemudian pada tahun 1920, wabah virus kembali melanda dunia, dan kali ini terjadi di Eropa yaitu Spanyol dan diberi nama Flu spanyol. Virus ini menginfeksi lebih dari 500 juta orang diseluruh dunia termasuk pulau – pulau pasifik yang terpencil hingga sampai ke kutub utara. Dan yang terakhir adalah virus Corona pada tahun 2020 atau dinamakan oleh WHO dengan Covid – 19 karena virus ini muncul pertama kali tahun 2019 barulah ditahun 2020 menyebar menjadi pandemi, virus ini memiliki tingkat kematian yang sangat rendah dari pada virus – virus sebelumnya yakni berkisar dengan angka hanya 4 % saja sedangkan angka kemungkinan hidup sebesar 96 %, namun demikian tetap saja banyak jumlah kematian yang diakibatkan olehnya dan dalam waktu yang relatif singkat. Maka dari itu pemerintah diseluruh dunia tengah berikhtiar dengan cara lockdown wilayah atau karantina wilayah. Sementara di Indonesia sendiri belum menerapkan lockdown, beberapa hari yang lalu Jokowi dalam konferesi pers nya mengumumkan untuk dilakukan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ) sehingga sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan social distancing dan phsycal distancing terus digalakkan demi memutus mata rantai penyebaran. Dari tahun – tahun yang telah di presentase kan diatas, bahwa virus tersebut terjadi setiap 100 tahun sekali, entah apa ini kebetulan atau hukum daripada alam itu sendiri atau memang telah menjadi kehendak tuhan yang tertulis dalam lauh mahfuz-Nya. Semua itu masih menjadi misteri dan kita sebagai manusia yang bertuhan tentu harus meyakini bahwa musibah ini datangnya dari Tuhan. Namun tetap tidak ada kata pasrah tanpa berusaha, tidak ada kata kalau mati yang mati juga, ngapain harus social ditansing. Ketahuilah bahwa Allah manurunkan wabah ini juga karena ada sebab dan tujuan yang kadang manusia salah menginterpretasikan dalam ayat – ayat kauniah-Nya. Buktinya, banyak orang yang mengatakan ia mendapat banyak hikmah dalam musibah ini meskipun diantara mereka banyak mengeluh karena ekonomi mereka menjadi down. Mengikuti aturan dan anjuran pemerintah adalah salah satu kewajiban kita yang tertulis jelas dalam al-Quran selama tujuan pemerintah tersebut maslahat dan tidak melanggar norma agama.

    Sahabat semua, dalam artikel kali ini saya tidak dapat banyak bercerita tentang wabah covid -19, tetapi saya akan berbagi cara bagaimana menyikapi wabah ini sebagai umat muslim dan mengajak teman – teman semuanya mengikuti aturan dan anjuran pemerintah, memang terkadang banyak hal yang membuat suasana yang terlihat dipolitisir, saya tahu teman – teman kadang menjadi opposisi atas rezim yang terjadi di tanah air ini tetapi, dalam kondisi seperti ini kita semua harus bersatu padu dan saling bahu membahu.

    Lalu bagaimana cara kita menyikapi wabah yang tengah kita hadapi ini? Pertama kita harus mendukung dan displin dalam menjalani anjuran pemerintah seperti social distancing, cuci tangan pakai sabun sesering mungkin, menggunakan masker setiap kali keluar rumah, menjaga jarak 1 meter dari orang lain, tidak berpacaran, tidak pergi ketempat wisata atau apapun yang dapat menimbulkam kerumunan, ibadah dirumah, berdoa kepada Allah agar wabah ini segera berakhir. Dalam hal ibadah dan tidak keluar rumah, merupakan kepatuhan kita terhadap para ulama karena telah MUI berfatwa tentang meniadakan sholat jumat, taraweh, dan Id di masjid tetapi diganti dirumah masing – masing. Kenapa kita harus patuh kepada para ulama, karena mereka adalah pemimpin kita sebagaimana dalam hadist nabi “ al – ulamau warastul an’biya” ulama adalah penerus para nabi. Mereka juga tidak berfatwa sembarangan tetapi berdasarkan ijtihad dengan bercermin dari ajaran agama itu sendiri dan situasi zaman sebagaimana yang kita pelajari dalam ushul fikih. Apabila teman – teman yang ada diperantauan untuk menunda dulu mudiknya agar kita semua dapat memutus mata rantai penyebaran ini, ini juga berdasarkan hadist nabi ketika masa sahabat dilanda wabah penyakit menular “ Thoun “. Rasulullah berkata :
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

    Dan apabila teman – teman terinfeksi dengan virus ini, mari isolasi diri dirumah atau dirumah sakit agar tidak menularkan kepada yang lain, ini juga merupakan perintah nabi dalam sabdanya :
عَن ْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ “‏ لاَ يُورِدُ الْمُمْرِضُ عَلَى الْمُصِحِّ ‏”
Artinya: Seperti diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan, “Seseorang yang memiliki unta sakit jangan sampai membiarkan unta tersebut makan dan minum bersama unta yang sehat.” (HR Ibnu Majah).
Terkait wabah yang melanda ini kita sebagai umat muslim hendaknya percaya dan yakin bahwa akan ada hari yang indah selama kita terus berusaha, mari kita doakan tenaga medis kita untuk selalu sehat dalam menjadi garda terdepan peperangan melawan virus ini. Dan yakinlah akan ada kesembuhan disetiap penyakit, dan akan ada obat yang Allah turunkan. Sebagaimana kata nabi :
عَن ْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً ‏”
Artinya: Diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan, “Tidak ada penyakit yang Allah SWT ciptakan, kecuali Allah SWT telah menciptakan obatnya.” (HR Bukhari).

    Dan terakhir saya berpesan kepada kita semua yang membaca artikel ini untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan. Jauh sebelum wabah ini datang Allah dan nabi memang sangat menginginkan umat manusia untuk terus dalam keadaan bersih dan suci sebagaimana dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 222 berbunyi :

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّا بِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

” Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 222)


    Begitu juga dalam sabda nabi “al-Thahuru Syathrul iman” bersuci adalah sebagian dari iman. Bersuci tentu memiliki dua makna penting dalam agama, pertama suci dari zahiriyyah yakni suci dari haid, nifas, junub dsb dan suci dari batiniyyah yakni dosa dan maksiat. Bertaubat artinya mensucikan diri dari dosa dan dari kemaksiatan, dan ini selalu di dengung – dengungkan oleh asatidz/asatidzah kita agar selalu menjadi hamba yang bertaubat serta mensucikan diri dari dosa – dosa. Mungkin saja wabah ini mengingatkan kepada kita atau memberi warning kepada kita agar menjadi orang yang selalu menjaga kebersihan dzahir dan batinnya, saking lalainya kita Allah perlihatkan kematian sebagai pelajaran. Wallahu a’lam bishowab

Writed by : Andika saputra

Source : andikainfo.wordpress.com

Rabu, 20 Mei 2020

Rendahnya minat baca bangsa Indonesia dan solusinya

    Minat membaca masyarakat Indonesia menempati urutan yang sangat rendah dibanding negara – negara lain, beberapa jurnal dan artikel menyatakan bahwa indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara ditinjau dari minat membaca (gramedia.com, 2018). Peringkat tersebut adalah hasil dari penelitian Central Connecticut State University tahun 2016 silam. Unesco melihat indeks minat membaca masyrakat Indonesia berada pada angka 0,001. Secara logika apabila ada 5000 penduduk Indonesia maka hanya 5 orang saja yang minat membaca atau apabila 1000 jumlah penduduk Indonesia maka 1 orang saja yang minat membaca. Namun, menurut Mohammad Nasir Kemenristekdikti  RI ketika memberikan sambutan di wisuda STKIP PGRI Jombang, minat membaca negara kita berada pada nomor 63 dari 70 negara (okezone.com, 2019). Ini adalah angka yang sangat memperihatinkan untuk negara kita, padahal kemajuan peradaban manusia sebetulnya dilihat dari kualitas pendidikan dan kecerdasan yang dimiliki oleh masyrakat itu sendiri. Sebagai contoh negara Adidaya USA memiliki tingkat baca yang tinggi dengan menerbitkan buku sebanyak 56.027 judul pertahun. Bahkan negara Amerika memiliki peringkat ke 7 dan Inggris ke 17 (tanotofoundation.org, 2017). Sementara tingkat membaca anak – anak Indonesia menurut IEA ( International Assosiation for Evaluation Educational ) Indonesia menempati urutan ke 29 dari 30 negara di Dunia setingkat diatas Venezuela (saepudin, 2015). 
    
    Dinegara – negara maju membaca memang sudah menjadi suatu kebutuhan dan keharusan, serta membaca adalah bagian terpenting dari kebiasaan mereka sehari – hari. Rumah mereka dihiasi dengan rak – rak dan lemari buku atau bahkan mengkhususkan sebuah ruangan untuk perpustakaan. Namun setelah kemajuan dunia Internet Negara maju mengalami kemuduran dalam dunia literasi, Amerika serikat misalnya yang sangat gencar menerbitkan buku mencapai 56.027 judul pada tahun 1987. Namun penerbitan buku mengalami penurunan menjadi 49.000 judul. (Galuh, 2018). Sementara di Indonesia tidak menjadikan buku sebagai kebiasaan pokok mereka sehari – hari, Indonesia lebih suka nonton Tv, dengar Radio, dan bermain gawai dengan dibantu oleh koneksi Internet yang sangat berkembang pesat.

    Kurangnya minat membaca memberikan dampak buruk tersendiri bagi bangsa dan individu. Pertama, kemampuan kognitif berfikir individu menjadi rendah akibatnya mereka labih suka termakan hoax karena tidak mampu berfikir kritis. Kedua, kurangnya daya kreatifitas, prestasi, dan kontribusi mahasiswa atau individu dalam berbagai ranah. Kemudian, Indonesia akan kekurangan orang – orang yang cerdas untuk memajukan bangsa, mereka tidak akan mampu memberi solusi dalam setiap masalah politik, ekonomi, kebahasaan, kebudayaan, keagamaan, kesehatan, dan lain sebagainya. Serta bangsa kita tidak akan bisa bersaing secara global (Nurhaidah, 2016). Padahal, negara kita ketika memasuki tahun 2045 nanti adalah masa 100 tahun Indonesia merdeka secara politik. Dan bangsa kita pada masa itu akan menjadi Indonesia emas, namun apabila kita tidak mampu menyelesaikan masalah – masalah bangsa karena kurangnya kesadaran kita dalam membaca, maka kita tidak akan menjadi generasi penerus yang akan memajukan perekonomian bangsa dan bersaing secara global. 

    Dunia literasi adalah kunci dari kemajuan peradaban manusia suatu bangsa, karena literasi luas pengertiannya tidak hanya berkutat pada buku dan sekedar membaca. Literasi adalah kemampuan melek informasi dan teknologi, berfikir kritis, peka terhadap lingkungan , bahkan juga peka terhadap politik. Ada berbagai macam literasi yaitu literasi komputer (computer literacy), literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology literacy), literasi ekonomi (economy literacy), literasi informasi (information literacy), dan serta literasi moral (moral literacy)(permatasari, 2015).

Adapun faktor – faktor yang membuat kurangnya minat baca masyarakat Indonesia
1. Faktor Internal, 
-    belum ada dorongan yang kuat dari individu untuk cinta terhadap buku dan membaca.
-    Belum ada kesadaran bahwa membaca adalah bagian dari sumber munculnya cara pandang dalam         hidup.
-    Tidak mau keluar dari zona nyaman.

2. Faktor eksternal, 
-    Lingkungan, kebiasaan masyarakat yang tidak menanamkan jiwa cinta membaca maka tidak akan ada contoh untuk generasi gemar membaca di ea sekarang. Mereka lebih suka berkumpul – kumpul,    bergosip, dan mengobrol yang kadang tidak penting dan hanya menghabiskan waktu saja.                     Dilingkungan rumah, orang tua tidak pernah mengajarkan bagaimana bentuk dari cinta membaca        itu, mereka hanya memberikan perintah dengan kalimat “belajarlah agar jadi orang yang pandai!”         namun tidak pernah membimbing bagaimana cara belajar yang baik itu. Ini juga dipengaruhi oleh        minimnya tingkat pendidikan orang tua kita. Hal – hal seperti ini biasa terjadi di pelosok desa        dimana mereka tidak tersentuh sama sekali dengan pendidikan formal yang baik. Dan dilingkungan sekolah, sangat minimn sekali ada murid yang suka menghabiskan waktunya membaca buku diperpustakaan, mereka lebih suka mengahbiskan waktu di kantin bahkan ketika pelajaran sekolah sedang berlangsung. Apalagi di era sekarang, semua orang tak terkecuali anak – anak telah memiliki gawai pribadi, ini lebih parah lagi. Mirisnya anak – anak sekolah sekarang ketika tidak ada guru yang masuk dalam kelas mereka menghabiskan waktu untuk bermain tik – tok, instagram dan update status di facebook.

-    Minimnya fasilitas, terkadang mahasiswa malas membaca buku karena terkendala oleh buku itu sendiri. Toko buku disetiap daerah di Indonesia tentu berbeda beda jumlahnya, kota bengkulu masih sangat minim sekali dengan yang namanya toko buku. Adapun toko buku yang tersedia meletakkan harga yang sangat tinggi pada buku tersebut sehingga mahasiswa tidak memiliki uang yang cukup untuk rutin membeli buku. Perpustakaan kampus hanya memberikan pinjaman dua buku saja dalam satu minggu, beberapa mahasiswa yang pernah saya tanya tentang membaca buku, kebanyakan dari mereka mengatakan tidak menyempatkan diri untuk membaca buku dikarenakan waktu yang diberikan untuk minjam dan jumlah buku sangat terbatas. Ditambah banyaknya tugas kampus yang harus mereka kerjakan dalam waktu yang singkat. Akhirya buku yang mereka pinjam hanya untuk dijadikan referensi makalah kampus dengan tanpa mengolah kalimatnya namun langsung menuliskan hasil pemikiran buku tersebut, sehingga makalah mereka bukan hasil dari pemikiran mereka tetapi dari pengarang buku.

Mungkin masih banyak lagi kendala – kendala yang juga saya tidak bisa paparkan dalam tulisan singkat ini. Namun, saya akan mencoba memberikan solusi kepada kita semua agar memiliki minat dan melek dalam membaca.

1. Najwa Shihab seorang duta baca Indonesia pernah berkata, “Saya percaya hanya perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca, temukan buku itu dan mari jatuh cinta”. Pernyataan tersebut adalah salah satu motivasi untuk kita semua agar memiliki rasa cinta terhadap sesuatu apalagi terhadap buku. Anda kalau sudah jatuh cinta pasti “mengatakan gunung kudaki lautan kusebrangi demi mendapatkanmu”. Artinya dengan cinta maka lahirlah pengorbanan, cinta terhadap pasangan maka lahirlah pengorbanan berupa uang untuk menikahinya, cinta terhadap orang tua maka lahirlah pengorbanan untuk berbakti kepada mereka, cinta terhadap Tuhan maka lahirlah pengorbanan untuk meningkatkan prestasi ibadah, cinta terhadap ilmu seharusnya juga melahirkan orang – orang yang memiliki budaya baca yang tinggi sehingga memiliki kesadaran untuk berkorban membeli buku. Mereka yang cinta terhadap buku pasti akan menyisihkan uang untuk membeli buku, walaupun mereka adalah mahasiswa kosan yang harus hemat, tapi mereka memiliki startegi jitu untuk menggapai peluang – peluang itu. Mungkin merek membeli buku sebulan sekali, atau mereka yang kerja menyisihkan uang salarinya.

2. Memanfaatkan teknologi, semua orang saat ini tidak bisa lepas dari yang namanya gadget. Bermacam – macam cara mereka menggunakannya, ada yang hanya untuk bemain geme online, bisnis, update status pada stori medsos, serta untuk belajar. Maka manfaatkanlah gadget itu untuk yang bermanfaat. Ada banyak fasilitas yang terdapat didalamnya, tinggal kita pilih mau yang mana. Berhubungan dengan buku, ada aplikasi ipusnas dari kemendikbud RI, disana anda bisa memijam buku digital tanpa harus pergi keperpustakaan konvensional dan tanpa harus denda keterlambatan. Jadi bisa menghemat uang dan tenaga. Selebihnya ada buku – buku pdf yang terdapat pada situs – situs institusi yang menyediakan, ada yang gratis namun adapula yang berbayar.

3. Hindari kebiasaan lama, dan keluarlah dari zona nyaman. Serta bergabunglah dengan orang – orang yang suka terhadap literasi.

4. Perbanyak toko buku disetiap daerah atau provinsi dengan harga yang relatif terjangkau. 


Writed by Andika Saputra

Bibliography (daftar pustaka)
Galuh, I. (2018). pergersaran budaya baca dan perkembangan penerbitan buku di Indonesia. 14.

Nurhaidah, M. (2016). dampak rendahnya minat baca dikalangan mahsiswa. Journal pesona dasar, 6.

permatasari, a. (2015). membangun kualitas bangsa dari budaya literasi. 148.

saepudin, e. (2015). tingkat budaya membaca masyarakat.

https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/blog/5-penyebab-kurangnya-minat-baca-di-indonesia/amp/

https://www.google.com/amp/s/m.jpnn.com/amp/news/parah-minat-baca-indonesia-rendah-banget

https://www.google.com/amp/s/news.okezone.com/amp/2019/04/21/65/2045974/rendahnya-minat-baca-di-indonesia-menristekdikti-whatsapp-hoaks-semua-yang-dibaca

https://tanotofoundation.org/id/news/belajar-dari-budaya-membaca-masyarakat-di-negara-maju/

Pola pikir tentang Learning Oriented

Image/Pahamify.com Pada hakikatnya manusia selalu belajar dan terus belajar untuk selalu bertumbuh meningkatkan diri menjadi l...